Makna Lagu Tujh Mein Rab Dikhta Hai – Roop Kumar Rathod. “Tujh Mein Rab Dikhta Hai” yang dinyanyikan Roop Kumar Rathod tetap menjadi salah satu lagu paling suci tentang cinta sejak pertama kali rilis pada 2008 lewat film Rab Ne Bana Di Jodi. Bukan lagu galau, bukan lagu putus, melainkan pujian tertinggi yang bisa diberikan manusia kepada manusia lain: aku melihat Tuhan di dalam dirimu. Hingga sekarang, lagu ini masih jadi pilihan nomor satu untuk seseorang yang ingin mengatakan “aku mencintaimu” dengan cara paling dalam dan penuh hormat. BERITA TOGEL
Perjalanan dan Keaja yang Langka: Makna Lagu Tujh Mein Rab Dikhta Hai – Roop Kumar Rathod
Lagu ini digarap oleh duo Salim–Sulaiman dengan lirik dari Jaideep Sahni yang terkenal sederhana tapi mengguncang. Mereka sengaja memilih Roop Kumar Rathod karena suaranya yang dalam, hangat, dan punya aura doa. Nada lagu mengambil inspirasi dari qawwali, tapi dibuat lebih lembut agar terasa seperti bisikan pribadi, bukan pertunjukan besar.
Roop Kumar pernah mengaku bahwa saat merekam lagu ini, ia membayangkan sedang berdiri di depan pasangannya setelah puluhan tahun menikah—bukan lagi cinta muda yang membara, tapi cinta yang sudah matang, tenang, dan penuh syukur. Hasilnya, setiap nada terasa seperti sedang sujud.
Makna yang Melebihi Kata Cinta: Makna Lagu Tujh Mein Rab Dikhta Hai – Roop Kumar Rathod
Baris pembuka “Tu hi toh jannat meri, tu hi mera junoon” langsung menetapkan nada: bagimu aku rela menjadikan dunia ini surga atau neraka. Tapi puncaknya ada di refrain “Tujh mein rab dikhta hai, yaara main kya karoon”. Di sini cinta tidak lagi sekadar perasaan, tapi ibadah.
Lagu ini menggabungkan cinta manusiawi dengan cinta ilahi tanpa terasa memaksa. Ketika sang tokoh berkata “rab dikhta hai”, ia tidak sedang membandingkan pasangannya dengan Tuhan, melainkan mengakui bahwa lewat cinta kepada manusia ini, ia jadi lebih dekat kepada Yang Maha Kuasa. Cinta menjadi jalan menuju ketuhanan—konsep yang sangat dalam dalam tradisi sufi.
Ada versi wanita yang dinyanyikan Shreya Ghoshal, tapi versi itu lebih lembut dan penuh rasa kagum. Tapi versi Roop Kumar tetap yang paling banyak dipilih karena terasa seperti pengakuan seorang laki-laki yang sudah banyak salah, akhirnya menemukan penebusan di mata orang yang dicintainya.
Dampak yang Tak Lekang oleh Waktu
Hampir dua dekade berlalu, “Tujh Mein Rab Dikhta Hai” masih jadi lagu wajib di acara pernikahan, anniversary, bahkan pemakaman—karena lagu ini juga sering diputar untuk mengenang pasangan yang sudah tiada, seolah berkata “di mana pun kau sekarang, aku tetap melihat Tuhan lewat kenangan tentangmu”.
Lagu ini juga sering digunakan orang tua untuk anak, anak untuk orang tua, atau siapa saja yang ingin mengatakan terima kasih kepada orang yang telah menjadi “cahaya” dalam hidupnya”. Jarang ada lagu yang bisa dipakai dalam begitu banyak konteks tanpa terasa dipaksakan.
Kesimpulan
“Tujh Mein Rab Dikhta Hai” bukan sekadar lagu cinta, melainkan pernyataan bahwa cinta sejati adalah saat kita mampu melihat kehilangan ego dan melihat kebaikan ilahi dalam diri orang lain. Roop Kumar Rathod berhasil menyanyikan doa yang paling indah yang pernah diucapkan manusia kepada manusia. Dan selama manusia masih bisa jatuh cinta dengan tulus, selama itu pula lagu ini akan terus mengalun—mengingatkan kita bahwa terkadang, surga itu bukan tempat, melainkan sepasang mata yang menatap kita dengan penuh kasih.